Selasa, 06 November 2012

Tugas Tentang Briket dari Kulit Durian


BAB I
INTISARI

Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi energi. Briket adalah bahan bakar alternatif yang menyerupai arang tetapi terbuat/ tersusun dari bahan non
kayu. Briket dibuat dengan proses karbonisasi dan pirolisis (pembakaran an aerobik).
Dengan pembuatan briket dari kulit durian, dapat bermanfaat sebagai alternatif bahan bakar dalam wujud untuk mengatasi keterbatasan bahan bakar yang sudah semakin langka. Alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan briket sangat sederhana dan mudah terjangkau, seperti kulit  durian, air, seng dan baskom. Proses pembuatannya pun sangat mudah diaplikasikan. Harga jual dari briket kulit durian ini juga terbilang cukup tinggi, dengan modal yang relative ekonomis. Sehingga briket kulit durian ini selain bermanfaat untuk menjadi alternatif bahan bakar juga berpotensi menjadi sumber penghasilan tambahan yang cukup menguntungkan.


BAB II
PENDAHULUAN

2.1         LATAR BELAKANG
Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi energi. Biasanya bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan dan dimanipulasi. Kebanyakan bahan bakar digunakan manusia melalui proses pembakaran (reaksi redoks) dimana bahan bakar tersebut akan melepaskan panas setelah direaksikan dengan oksigen di udara. Proses lain untuk melepaskan energi dari bahan bakar adalah melalui reaksi eksotermal dan reaksi nuklir (seperti Fisi nuklir atau Fusi nuklir). Hidrokarbon (termasuk di dalamnya bensin dan solar) sejauh ini merupakan jenis bahan bakar yang paling sering digunakan manusia. Bahan bakar lainnya yang bisa dipakai adalah logam radioaktif. Berdasarkan materinya, bahan bakar terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :
§  Bahan bakar padat
Bahan bakar padat merupakan bahan bakar berbentuk padat, dan kebanyakan menjadi sumber energi panas. Misalnya kayu dan batubara. Energi panas yang dihasilkan bisa digunakan untuk memanaskan air menjadi uap untuk menggerakkan peralatan dan menyediakan energi.
§  Bahan bakar cair
Bahan bakar yang berbentuk cair, paling populer adalah bahan bakar minyak atau BBM. Selain bisa digunakan untuk memanaskan air menjadi uap, bahan bakar cair biasa digunakan kendaraan bermotor. Karena bahan bakar cair seperti Bensin bisa dibakar dalam karburator dan menjalankan mesin.
§  Bahan bakar gas
Bahan bakar gas ada dua jenis, yakni Compressed Natural Gas (CNG) dan Liquid Petroleum Gas (LPG. CNG pada dasarnya terdiri dari metana sedangkan LPG adalah campuran dari propana, butana dan bahan kimia lainnya. LPG yang digunakan untuk kompor rumah tangga, sama bahannya dengan Bahan Bakar Gas yang biasa digunakan untuk sebagian kendaraan bermotor.

Namun, pada era teknologi seperti saat ini, pengendara sepeda motor dan mobil semakin banyak. Dan tentunya hal ini membuat bahan bakar menjadi sangat diperlukan. Ditelaah dari situs internet bahwa jumlah pengendara sepeda motor mencapai kurang lebih sekitar seperdelapan dari jumlah penduduk di Indonesia, yaitu 30.596.974 pengendara dari total penduduk 244.775.796 jiwa. Dan pada saat mudik tahun 2012, sepeda motor mencapai 2.514.634 unit yang berlalu lalang. Bisa dibayangkan bagaimana dahsyatnya keperluan bahan bakar untuk dua jutaan unit sepeda motor tersebut. Dan ingat, itu hanya sepeda motor, belum kendaraan lain yang memerlukan bahan bakar juga, seperti mobil, bus dan lainnya.
Hal ini membuat kelangkaan bahan bakar menjadi semakin menjadi-jadi.  Bahan bakar yang langka meliputi bahan bakar minyak untu kendaraan, tapi juga bahan bakar gas. Bukan hanya di Indonesia, tapi problema ini sudah mendunia. Kelangkaan bahan bakar sudah tidak dapat dielakkan lagi. Maka sudah saatnya kita mencari alternatif bahan bakar lain yang dapat membantu kita menanggulangi krisis bahan bakar ini.

2.2         HIPOTESIS
Briket adalah bahan bakar alternatif yang menyerupai arang tetapi terbuat/ tersusun dari bahan non
kayu. Briket dibuat dengan proses karbonisasi dan pirolisis (pembakaran an aerobik).
Dengan pembuatan briket dari kulit durian, dapat bermanfaat sebagai alternatif bahan bakar dalam wujud untuk mengatasi keterbatasan bahan bakar yang sudah semakin langka.

2.3         TEORI
Durian adalah nama tumbuhan tropik yang berasal dari Asia Tenggara sekaligus nama buahnya yang biasa dimakan. Nama ini diambil dari ciri khas kulit buahnya yang keras dan berlekuk-lekuk tajam sehingga menyerupai duri. Varian namanya yang juga populer adalah duren. Buah ini kerap diolah menjadi campuran bahan kue-kue tradisional, seperti gelamai atau jenang dan dodol. Buah ini biasa dicampurkan dalam permen, es krim, susu, dan berbagai jenis minuman penyegar lainnya. Terkadang juga dicampurkan dalam hidangan nasi pulut (ketan) bersama dengan santan. Dari berbagai manfaat durian di atas, ternyata durian masih menyisakan masalah, yaitu kulitnya yang hanya menjadi hiasan perusak mata dan pemandangan. Oleh karena itu, tercetuslah ide pengelolaan kulit durian ini sebagai bahan utama pembuatan briket. Briket yang sering diproduksi adalah briket batubara. Dewasa ini telah banyak percobaan pembuatan briket berbahan sisa-sisa sampah dan bahan organik. Salah satunya, pembuatan briket berbahan kulit durian. Selain mengurangi polusi yang ditimbulkan berupa sampah yang hanya ber­tumpuk di­tem­pat sam­­­pah, usa­ha ini juga bi­sa menghasilkan nilai ekonomis yang cukup menguntungkan se­ba­­gai pengganti bahan bakar minyak tanah atau gas. Caranya cukup sederhana, pertama, siapkan peralatan seperti pisau atau pemotong, drum bekas , saringan atau ayakan, pengaduk, penumbuk, cetakan, baskom , dan seng untuk penjemuran. Kemudian siapkan juga bahannya, seperti kulit durian, ranting atau jerami, tepung kanji, dan air. Setelah peralatan dan bahannya tersedia, potong atau cacah kulit durian untuk memudahkan proses pembakaran. Selanjutnya jemur kulit durian di bawah panas matahari dengan alas seng agar proses pengeringan lebih cepat. Masukkan ranting atau jerami ke dalam drum terlebih dahulu. Berikutnya masukkan kulit durian yang telah dijemur tadi. Jangan menumpuknya terlalu tebal. Bakar tumpukan jerami dan durian tersebut. Tutuplah dengan menggunakan penutup yang ujungnya dilubangi sedikit agar pembakaran merata . Ketika pembakaran tidak lagi mengeluarkan asap, bukalah penutup tersebut. Aduk-aduk dan pastikan tumpukan kulit durian dan jerami telah menjadi arang. Pastikan proses pembakarannya tidak berlangsung terlalu lama. Angkat dan pisahkan tumpukan yang telah menjadi arang. Kemudian tumbuklah arang tersebut hingga halus. Untuk mendapatkan bubuk arang yang merata, ayaklah tumbukan arang tersebut. Langkah selanjutnya adalah memasukkan tumbukan arang yang telah halus kedalam baskom. Ambil sedikit tepung kanji, kira-kira 15% dari jumlah tumbukan halus tersebut. Tepung ini berfungsi sebagai perekat. Aduk-aduk hingga merata. Setelah itu, masukkan air sedikit demi sedikit sambil tetap diaduk. Gunakan 10% air dari keseluruhan adonan. Aduk hingga adonan benar-benar merata. Ambil cetakan dan masukkan adonan ke dalamnya. Jika tidak tersedia cetakan, kita bisa menggunakan tangan untuk mencetaknya. Caranya, kepal-kepalkan adonan sesuai dengan bentuk yang kita inginkan; bulat, lonjong, persegi dan lain sebagainya. Selanjutnya padatkan adonan tersebut untuk menghasilkan briket yang berkualitas. Jemur adonan yang telah dicetak tersebut di bawah terik matahari dengan menggunakan alas seng selama 12 jam. Bila cuaca tidak mendukung, proses penjemuran bisa berlangsung lebih lama hingga adonan tersebut benar-benar kering. Terakhir, angkat dan simpan adonan yang telah kering tersebut dalam tempat yang tidak lembab. Briket ini sudah siap digunakan atau dikemas untuk dijual. Mengingat langkah pengelolaannya yang cukup mudah dan modal yang terjangkau, pembuatan briket berbahan utama kulit durian ini dicoba sebagai upaya menumbuhkan mata pencaharian baru bagi masyarakat Indonesia. Pembuatan briket ini sangat cocok sebagai penambah penghasilan terutama bagi penduduk daerah penghasil durian, seperti Desa Srambang di Ngawi.




BAB III
TATA KERJA

3.1         BAHAN
  • Kulit durian
  • Ranting atau jerami
  • Tepung kanji (sagu)
  • Air
3.2         ALAT
  • Pisau / pemotong untuk mencacah/mencincang kulit durian
  • Drum bekas untuk tempat pembakaran
  • Saringan atau ayakan
  • Pengaduk
  • Tumbukan
  • Cetakan
  • Baskom untuk pengacian
  • Seng untuk penjemuran



3.3         CARA KERJA

  • Kulit durian sebelumnya dipotong-potong atau dicacah-cacah hingga agak kecil ukurannya dengan tujuan agar pembakaran nanti lebih cepat.
  • Apabila sudah dicacah atau dicincang lalu dijemur dipanas matahari dengan alas seng agar proses pengeringan lebih cepat
  • Selanjutnya siapkan drum dan cari tempat yang sedikit lapang, masukkan ranting atau jerami terlebih dahulu disusul dengan kulit durian yang telah dijemur tadi lalu disusul lagi dengan jerami atau ranting tetapi tumpukannya jangan terlalu tebal, bakar tumpukan jerami dan durian tersebut, tutup dengan penutup dengan sedikit lubang diujungnya agar pembakaran merata dan ketika sudah tidak ada asap yang keluar dari lubang tutup tersebut buka lalu diaduk aduk dan pastikan telah menjadi arang, proses pembakarannya jangan terlalu lama.
  • Angkat dan pisahkan hasil pembakaran tadi, saring dan pisahkan yang telah menjadi arang, kemudian ditumbuk agar menjadi halus dan diayak atau disaring untuk mendapatkan bubuk arang yang merata besarnya.
  • Langkah selanjutnya adalah masukkan kedalam baskom, ambil sedikit tepung kanji (jangan terlalu banyak cukup 15% saja) tepung ini difungsikan sebagai perekat,  lalu aduk-aduk hingga merata. Nah baru setelah itu masukkan air sedikit demi sedikit sambil tetap diaduk (air yang dikasih cukup 10% saja) aduk hingga adonan benar-benar merata.
  • Ambil cetakan atau jika tidak ada cetakan bisa gunakan tangan untuk mencetaknya, caranya untuk yang cetakan tinggal masukkan saja adonan tadi agak sedikit dipadatkan dalam cetakkannya. Nah untuk yang memakai tangan cukup dengan cara mengepal-ngepalnya sesuai dengan bentuk yang diinginkan (bulat, lonjong, petak, dll) asal sedikit padat dan rapat dan lebih enak lagi apabila nikmat dipandang,
  • Adonan yang sudah dicetak dijemur diterik matahari dengan alas seng, dijemur selama 1/2 hari tergantung dengan cuaca yang mendukung, yang jelas hingga benar-benar kering.
  • Setelah kering langkah yang terakhir adalah angkat dan disimpan didalam tempat yang tidak lembab.





BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL

Briket kulit durian sebenarnya tak jauh berbeda dari briket arang tempurung kelapa dan briket arang kayu. Ketiganya sama-sama tidak berasap, sehingga relatif tidak menimbulkan polutan (zat pencemar) udara.Selain itu, ketiga jenis briket ini juga gampang digunakan. Inilah yang membedakannya dari briket batubara, yang penggunaannya kurang praktis dan pembakarannya menimbulkan polutan yang membahayakan kesehatan manusia.

Namun, briket kulit durian memiliki beberapa keunggulan
ketimbang briket arang kayu dan arang batok kelapa, apalagi dibandingkan briket batubara. Selain bisa ikut memcahkan masalah penanganan limbah durian, ketersediaan limbah kulit durian di Jawa Tengah juga melimpah. Bahkan briket ini menimbulkan bau harum ketika digunakan, sehingga cocok digunakan untuk industri makanan, baik berskala rumah tangga maupun besar. Karena beberapa keunggulan itulah, briket kulit durian memiliki potensi pasar terbuka luas, baik pasaran lokal, domestik, dam ekspor.

Berdasarkan penelitian, briket arang merupakan arang yang diubah bentuk, ukuran, dan kerapatannya, sehingga menjadi produk yang lebih praktis digunakan sebagai bahan bakar. Sedangkan briket kulit durian adalah residu, yang sebagaian besar komponennya adalah karbon. Ia terjadi karena penguraian kulit durian, akibat perlakuan panas. Peristiwa ini dapat terjadi pada pemanasan langsung atau tidak langsung dalam timbunan, kiln, retort, serta nur tanpa atau dengan udara terbebas.

Penggunaan bahan bakar berbentuk briket memang lebih efektif dan efisien. Sebab bentuk dan ukurannya dapat disesuaikan dengan keperluan. Pembuatan briket kulit durian ini memberikan banyak keuntungan dibandingkan dengan pembuatan briket dengan bahan baku batubara atau kayu. Selan itu, arang dapat ditingkatkan kerapatannya, bentuk dan ukurannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan, tidak kotor, mudah transportasinya, dan praktis untuk digunakan sebagai bahan bakar untuk kebutuhan rumah tangga.

Proses pembuatan
Tak sulit untuk membuat briket kulit durian. Pertama, kulit durian dicacah, baik secara manual maupun menggunakan pencacah. Dalam acara Gelar Teknologi Tepat Guna Nasional VIII di Pontianak, beberapa waktu lalu, pengunjung terpesona melihat kreasi para pelajar dari Sekolah Menengah Teknologi Industri (SMTI) Pontianak. Mereka menunjukkan kebolehannya dengan menyuguhkan alat pencacah kulit durian berkapasitas 500-1.000 kg/jam. Dengan tenaga diesel 7 HP, diperoleh hasil cacahan dengan dimensi yang bisa diatur. Pengaturan mata pisau pun bisa diatur secara fleksibel.

Hasil cacahan dijemur, kemudian dioven dalam suhu 100 derajt Celcius selama 30 menit. Setelahkering dimasukkan ke furnace sampai arang granular (pembakaran tidak sempurna). Dalam proses pembuatan arang granular akan dihasilkan arang berukuran besar (kasar) dan halus (powder). Arang besar bisa digunakan sebagai bahan baku karbon aktif, sedangkan arang halus digunakan sebagai bahan baku briket.

Namun demikian, arang graular berukuran besar pun dapat digunakan sebagai bahan bakar pemmbuatan briket kulit, tapi harus melalui proses penghalusan. Setalah dihaluska (biasanya dengan mesin crusher), arang yang dihasilkan dihancurkan dan ditambah dengan larutan kaji 10%, tanah hat 10%, dan larutan NaOH 1%. Selanjutnya dicetak menjadi briket.

Tahap berikutnya adalah mengeringkan briket pada suhu tertentu (menggunakan oven), sehingga dihasilkan briket kulit durian dengan kadar air tertentu. Briket yang dihasilkan dioven lagi hingga kering. Tanda sudah kering, jika diletakkan di tangan terasa ringan. Selain itu, tak ada serbuk yang menempel di tangan.

Beberapa keunggulan briket kulit durian adalah nilai kalorinya relatif tinggi, tak berbau, tidak bersifat polutan, tidak menghasilkan gas SO, dan bisa langsung menyala (tak perlu minyak tanah untuk “memancing” seperti pada briket batubara). Pemakaiannya relatif lama, sekitar 2 jam 20 menit. Bentuk dan ukurannya juga disesuaikan dengan kebutuhan.

Hasil penelitian menunjukkan, penggunaan 1 kg briket kulit durian dengan harga Rp 1.500/kg mampu menghasilkan kalori 5.010 Kkal. Sementara penggunaan 1 liter minyak tanah (harga Rp 2.500/liter) hanya mampu menghasilkan 4.400 kkal. Jadi penggunaan briket kulit durian jauh lebih murah sekitar 409 ketimbang menggunakan minyak tanah. Sayang jika kulit durian di Jawa Tengah hanya dibuang ke tong sampah tanpa menghasilkan nilai tambah. Inilah peluang inovator, inventor, dan lembaga penghasil teknologi untuk terus berkreasi dan berinovasi.



Penghematan Biaya melalui Briket Durian
Pengguna
Minyak Tanah
Briket Durian
Penghematan
Rumah tangga (3 liter/hari)
Rp9.000,-
Rp4.500,-
Rp4.500,-
Warung makan (10 liter/hari)
Rp30.000,-
Rp15.000,-
Rp15.000,-
Industri kecil (25 liter/hari)
Rp75.000,-
Rp37.500,-
Rp37.500,-
Industri menengah (1.000 liter/hari)
Rp3.000.000,-
Rp1.500.000,-
Rp1.500.000,-

(Sumber : Harian Suara Merdeka 3/5/2007)

Briket kulit durian sebenarnya tak jauh berbeda dari briket arang tempurung kelapa dan briket arang kayu. Ketiganya sama-sama tidak berasap, sehingga relatif tidak menimbulkan polutan (zat pencemar) udara.Selain itu, ketiga jenis briket ini juga gampang digunakan. Inilah yang membedakannya dari briket batubara, yang penggunaannya kurang praktis dan pembakarannya menimbulkan polutan yang membahayakan kesehatan manusia. Perbedaan antara briket arang tempurung kelapa dan briket arang kayu dengan briket kulit durian adalah briket arang tempurung kelapa dan briket arang kayu merupakan arang yang diubah bentuk, ukuran, dan kerapatannya. Sedangkan briket kulit durian adalah residu yang sebagian besar komponennya adalah karbon. Hal ini terbentuk sebagai akibat penguraian kulit durian yang disebabkan oleh perlakuan panas.
Penggunaan bahan bakar berbentuk briket memang lebih efektif dan efisien. Sebab bentuk dan ukurannya dapat disesuaikan dengan keperluan. Pembuatan briket kulit durian ini memberikan banyak keuntungan dibandingkan dengan pembuatan briket dengan bahan baku batubara atau kayu. Keuntungannya antara lain adalah:
·       Nilai kalorinya relatif tinggi, tak berbau, tidak bersifat polutan, tidak menghasilkan gas SO, dan bisa langsung menyala (tak perlu minyak tanah untuk “memancing” seperti pada briket batubara). (Berita 86, 2010).
·       Pemakaiannya relatif lama, sekitar 2 jam 20 menit. Bentuk dan ukurannya juga disesuaikan dengan kebutuhan (Berita 86, 2010).
·       Arangnya dapat ditingkatkan kerapatannya, bentuk dan ukurannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan, tidak kotor, mudah transportasinya, dan praktis untuk digunakan sebagai bahan bakar untuk kebutuhan rumah tangga (Beni Arif Pratama, 2009).
·       Briket ini menimbulkan bau harum ketika digunakan, sehingga cocok digunakan untuk industri makanan, baik berskala rumah tangga maupun besar (Beni Arif Pratama, 2009).

Agar briket kulit durian terjamin kualitas dan kuantitasnya, pembuatan briket kulit durian harus dilakukan sesuai dengan prosedur. Selain itu, proses pengemasan briket kulit durian harus memperhatikan kondisi briket agar tidak rusak, misalnya dikemas dalam kotak  dalam keadaan tersusun rapat sehingga tidak ada celah yang memungkinkan pergerakan briket di dalam kotak. Pengemasan briket dengan kotak juga akan lebih menarik konsumen sebab terlihat lebih praktis, rapi dan mudah dibawa.
Untuk pemasaran briket kulit durian, penulis memberikan beberapa solusi agar pemasaran briket kulit durian dapat dilakukan secara optimal. Pertama, harga jual briket kulit durian yang dipasarkan disamakan dengan harga briket arang lainnya, tetapi di sisi lain keunggulan dari briket durian harus ditonjolkan dengan cara memberikan label disertai dengan keterangan tentang keunggulaan dari briket kulit durian. Harga briket kulit durian disamakan dengan harga briket arang lainnya dengan tujuan agar tidak terjadi persaingan harga.
Kedua, dengan mempromosikan keberadaan briket kulit durian kepada konsumen melalui media seperti melalui internet. Promosi melalui media diharapkan dapat membantu penyebaran promosi ke wilayah yang lebih luas sekaligus memperkenalkan produk kepada masyarakat dengan harapan promosi ini memberi pengetahuan baru kepada para pembaca bahwa kulit durian dapat diolah menjadi produk yang bernilai jual.
Ketiga, melakukan pemasaran langsung kepada pedagang yang menggunakan briket dengan tujuan untuk memperkenalkan briket kulit durian dan keunggulannya. Pemasaran langsung memiliki beberapa keunggulan, yaitu : aktivitas berbelanja konsumen cukup dilakukan di rumah atau ditempat kerja sehingga lebih menghemat waktu, nyaman, dan bebas dari pertengkaran 




BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pembahasan di bab sebelumnya adalah, sebagai berikut :
Ø  Kulit durian bisa dijadikan sebagai bahan organik yang menjadi bahan dasar pembuatan briket gas.
Ø  Alat dan bahan dalam pembuatan briket dari kulit durian sangat sederhana dan ekonomis. Bahkan cenderung menggunakan bahan-bahan bekas atau sisa, seperti kulit durian dan seng bekas.
Ø  Proses pembuatan dari briket kulit durian sangat sederhana dan mudah untuk diaplikasikan. Serta tidak memakan waktu yang terlalu lama, tergan tung dari cuaca yang ada.
Ø  Nilai guna yang cukup tinggi namun dengan modal yang terbilang relative murah.



BAB VI
ACUAN



1 komentar:

  1. hi

    I realy like your post

    and would like to learn about this more

    is there any possibility for that?

    thank you

    BalasHapus

Thanks for ur comment :)