BAB I
INTISARI
Bahan bakar adalah suatu materi
apapun yang bisa diubah menjadi energi. Briket adalah bahan bakar alternatif
yang menyerupai arang tetapi terbuat/ tersusun dari bahan non
kayu. Briket dibuat dengan proses karbonisasi dan pirolisis (pembakaran an aerobik). Dengan pembuatan briket dari kulit durian, dapat bermanfaat sebagai alternatif bahan bakar dalam wujud untuk mengatasi keterbatasan bahan bakar yang sudah semakin langka. Alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan briket sangat sederhana dan mudah terjangkau, seperti kulit durian, air, seng dan baskom. Proses pembuatannya pun sangat mudah diaplikasikan. Harga jual dari briket kulit durian ini juga terbilang cukup tinggi, dengan modal yang relative ekonomis. Sehingga briket kulit durian ini selain bermanfaat untuk menjadi alternatif bahan bakar juga berpotensi menjadi sumber penghasilan tambahan yang cukup menguntungkan.
kayu. Briket dibuat dengan proses karbonisasi dan pirolisis (pembakaran an aerobik). Dengan pembuatan briket dari kulit durian, dapat bermanfaat sebagai alternatif bahan bakar dalam wujud untuk mengatasi keterbatasan bahan bakar yang sudah semakin langka. Alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan briket sangat sederhana dan mudah terjangkau, seperti kulit durian, air, seng dan baskom. Proses pembuatannya pun sangat mudah diaplikasikan. Harga jual dari briket kulit durian ini juga terbilang cukup tinggi, dengan modal yang relative ekonomis. Sehingga briket kulit durian ini selain bermanfaat untuk menjadi alternatif bahan bakar juga berpotensi menjadi sumber penghasilan tambahan yang cukup menguntungkan.
BAB
II
PENDAHULUAN
2.1
LATAR BELAKANG
Bahan bakar adalah suatu materi
apapun yang bisa diubah menjadi energi. Biasanya bahan bakar mengandung energi
panas yang dapat dilepaskan dan dimanipulasi. Kebanyakan bahan bakar digunakan
manusia melalui proses pembakaran (reaksi redoks) dimana
bahan bakar tersebut akan melepaskan panas setelah direaksikan dengan oksigen di udara. Proses lain untuk melepaskan energi dari bahan
bakar adalah melalui reaksi eksotermal dan reaksi nuklir (seperti Fisi
nuklir atau Fusi
nuklir). Hidrokarbon
(termasuk di dalamnya bensin dan solar) sejauh ini merupakan jenis bahan bakar yang paling sering
digunakan manusia. Bahan bakar lainnya yang bisa dipakai adalah logam
radioaktif. Berdasarkan materinya, bahan bakar terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :
§ Bahan bakar padat
Bahan bakar padat merupakan bahan
bakar berbentuk padat, dan kebanyakan menjadi sumber energi panas. Misalnya kayu
dan batubara. Energi panas yang dihasilkan bisa digunakan untuk memanaskan air
menjadi uap untuk menggerakkan peralatan dan menyediakan energi.
§ Bahan bakar cair
Bahan bakar yang berbentuk cair,
paling populer adalah bahan bakar minyak atau BBM. Selain bisa
digunakan untuk memanaskan air menjadi uap, bahan bakar cair biasa digunakan
kendaraan bermotor. Karena bahan bakar cair seperti Bensin bisa dibakar dalam karburator dan
menjalankan mesin.
§ Bahan bakar gas
Bahan bakar gas ada dua jenis, yakni
Compressed Natural Gas (CNG) dan Liquid Petroleum Gas (LPG. CNG pada dasarnya terdiri dari
metana sedangkan LPG adalah campuran dari propana, butana dan bahan kimia
lainnya. LPG yang digunakan untuk kompor rumah tangga, sama bahannya dengan
Bahan Bakar Gas yang biasa digunakan untuk sebagian kendaraan bermotor.
Namun, pada era teknologi seperti
saat ini, pengendara sepeda motor dan mobil semakin banyak. Dan tentunya hal
ini membuat bahan bakar menjadi sangat diperlukan. Ditelaah dari situs internet
bahwa jumlah pengendara sepeda motor mencapai kurang lebih sekitar seperdelapan
dari jumlah penduduk di Indonesia, yaitu 30.596.974 pengendara dari total
penduduk 244.775.796 jiwa. Dan pada saat mudik tahun
2012, sepeda motor mencapai 2.514.634
unit yang berlalu lalang. Bisa dibayangkan bagaimana dahsyatnya keperluan bahan
bakar untuk dua jutaan unit sepeda motor tersebut. Dan ingat, itu hanya sepeda
motor, belum kendaraan lain yang memerlukan bahan bakar juga, seperti mobil,
bus dan lainnya.
Hal ini
membuat kelangkaan bahan bakar menjadi semakin menjadi-jadi. Bahan bakar yang langka meliputi bahan bakar
minyak untu kendaraan, tapi juga bahan bakar gas. Bukan hanya di Indonesia,
tapi problema ini sudah mendunia. Kelangkaan bahan bakar sudah tidak dapat
dielakkan lagi. Maka sudah saatnya kita mencari alternatif bahan bakar lain
yang dapat membantu kita menanggulangi krisis bahan bakar ini.
2.2
HIPOTESIS
Briket
adalah bahan bakar alternatif yang menyerupai arang tetapi terbuat/ tersusun
dari bahan non
kayu. Briket dibuat dengan proses karbonisasi dan pirolisis (pembakaran an aerobik). Dengan pembuatan briket dari kulit durian, dapat bermanfaat sebagai alternatif bahan bakar dalam wujud untuk mengatasi keterbatasan bahan bakar yang sudah semakin langka.
kayu. Briket dibuat dengan proses karbonisasi dan pirolisis (pembakaran an aerobik). Dengan pembuatan briket dari kulit durian, dapat bermanfaat sebagai alternatif bahan bakar dalam wujud untuk mengatasi keterbatasan bahan bakar yang sudah semakin langka.
2.3
TEORI
Durian adalah nama tumbuhan tropik
yang berasal dari Asia Tenggara sekaligus nama buahnya yang biasa dimakan. Nama
ini diambil dari ciri khas kulit buahnya yang keras dan berlekuk-lekuk tajam
sehingga menyerupai duri. Varian namanya yang juga populer adalah duren. Buah
ini kerap diolah menjadi campuran bahan kue-kue tradisional, seperti gelamai atau
jenang dan dodol. Buah ini biasa dicampurkan dalam permen, es krim, susu, dan
berbagai jenis minuman penyegar lainnya. Terkadang juga dicampurkan dalam
hidangan nasi pulut (ketan) bersama dengan santan. Dari berbagai manfaat durian
di atas, ternyata durian masih menyisakan masalah, yaitu kulitnya yang hanya
menjadi hiasan perusak mata dan pemandangan. Oleh karena itu, tercetuslah ide
pengelolaan kulit durian ini sebagai bahan utama pembuatan briket. Briket yang
sering diproduksi adalah briket batubara. Dewasa ini telah banyak percobaan
pembuatan briket berbahan sisa-sisa sampah dan bahan organik. Salah satunya,
pembuatan briket berbahan kulit durian. Selain mengurangi polusi yang
ditimbulkan berupa sampah yang hanya bertumpuk ditempat sampah, usaha ini
juga bisa menghasilkan nilai ekonomis yang cukup menguntungkan sebagai
pengganti bahan bakar minyak tanah atau gas. Caranya cukup sederhana, pertama,
siapkan peralatan seperti pisau atau pemotong, drum bekas , saringan atau
ayakan, pengaduk, penumbuk, cetakan, baskom , dan seng untuk penjemuran.
Kemudian siapkan juga bahannya, seperti kulit durian, ranting atau jerami,
tepung kanji, dan air. Setelah peralatan dan bahannya tersedia, potong atau
cacah kulit durian untuk memudahkan proses pembakaran. Selanjutnya jemur kulit
durian di bawah panas matahari dengan alas seng agar proses pengeringan lebih
cepat. Masukkan ranting atau jerami ke dalam drum terlebih dahulu. Berikutnya
masukkan kulit durian yang telah dijemur tadi. Jangan menumpuknya terlalu tebal.
Bakar tumpukan jerami dan durian tersebut. Tutuplah dengan menggunakan penutup
yang ujungnya dilubangi sedikit agar pembakaran merata . Ketika pembakaran
tidak lagi mengeluarkan asap, bukalah penutup tersebut. Aduk-aduk dan pastikan
tumpukan kulit durian dan jerami telah menjadi arang. Pastikan proses
pembakarannya tidak berlangsung terlalu lama. Angkat dan pisahkan tumpukan yang
telah menjadi arang. Kemudian tumbuklah arang tersebut hingga halus. Untuk
mendapatkan bubuk arang yang merata, ayaklah tumbukan arang tersebut. Langkah
selanjutnya adalah memasukkan tumbukan arang yang telah halus kedalam baskom.
Ambil sedikit tepung kanji, kira-kira 15% dari jumlah tumbukan halus tersebut.
Tepung ini berfungsi sebagai perekat. Aduk-aduk hingga merata. Setelah itu,
masukkan air sedikit demi sedikit sambil tetap diaduk. Gunakan 10% air dari
keseluruhan adonan. Aduk hingga adonan benar-benar merata. Ambil cetakan dan
masukkan adonan ke dalamnya. Jika tidak tersedia cetakan, kita bisa menggunakan
tangan untuk mencetaknya. Caranya, kepal-kepalkan adonan sesuai dengan bentuk
yang kita inginkan; bulat, lonjong, persegi dan lain sebagainya. Selanjutnya
padatkan adonan tersebut untuk menghasilkan briket yang berkualitas. Jemur
adonan yang telah dicetak tersebut di bawah terik matahari dengan menggunakan
alas seng selama 12 jam. Bila cuaca tidak mendukung, proses penjemuran bisa
berlangsung lebih lama hingga adonan tersebut benar-benar kering. Terakhir,
angkat dan simpan adonan yang telah kering tersebut dalam tempat yang tidak
lembab. Briket ini sudah siap digunakan atau dikemas untuk dijual. Mengingat
langkah pengelolaannya yang cukup mudah dan modal yang terjangkau, pembuatan
briket berbahan utama kulit durian ini dicoba sebagai upaya menumbuhkan mata
pencaharian baru bagi masyarakat Indonesia. Pembuatan briket ini sangat cocok
sebagai penambah penghasilan terutama bagi penduduk daerah penghasil durian,
seperti Desa Srambang di Ngawi.
BAB III
TATA KERJA
3.1
BAHAN
- Kulit
durian
- Ranting
atau jerami
- Tepung
kanji (sagu)
- Air
3.2
ALAT
- Pisau
/ pemotong untuk mencacah/mencincang kulit durian
- Drum
bekas untuk tempat pembakaran
- Saringan
atau ayakan
- Pengaduk
- Tumbukan
- Cetakan
- Baskom
untuk pengacian
- Seng
untuk penjemuran
3.3
CARA KERJA
- Kulit
durian sebelumnya dipotong-potong atau dicacah-cacah hingga agak kecil
ukurannya dengan tujuan agar pembakaran nanti lebih cepat.
- Apabila
sudah dicacah atau dicincang lalu dijemur dipanas matahari dengan alas
seng agar proses pengeringan lebih cepat
- Selanjutnya
siapkan drum dan cari tempat yang sedikit lapang, masukkan ranting atau
jerami terlebih dahulu disusul dengan kulit durian yang telah dijemur tadi
lalu disusul lagi dengan jerami atau ranting tetapi tumpukannya jangan
terlalu tebal, bakar tumpukan jerami dan durian tersebut, tutup dengan penutup
dengan sedikit lubang diujungnya agar pembakaran merata dan ketika sudah
tidak ada asap yang keluar dari lubang tutup tersebut buka lalu diaduk
aduk dan pastikan telah menjadi arang, proses pembakarannya jangan terlalu
lama.
- Angkat
dan pisahkan hasil pembakaran tadi, saring dan pisahkan yang telah menjadi
arang, kemudian ditumbuk agar menjadi halus dan diayak atau disaring untuk
mendapatkan bubuk arang yang merata besarnya.
- Langkah
selanjutnya adalah masukkan kedalam baskom, ambil sedikit tepung kanji
(jangan terlalu banyak cukup 15% saja) tepung ini difungsikan sebagai
perekat, lalu aduk-aduk hingga merata. Nah baru setelah itu masukkan
air sedikit demi sedikit sambil tetap diaduk (air yang dikasih cukup 10%
saja) aduk hingga adonan benar-benar merata.
- Ambil
cetakan atau jika tidak ada cetakan bisa gunakan tangan untuk mencetaknya,
caranya untuk yang cetakan tinggal masukkan saja adonan tadi agak sedikit
dipadatkan dalam cetakkannya. Nah untuk yang memakai tangan cukup dengan
cara mengepal-ngepalnya sesuai dengan bentuk yang diinginkan (bulat,
lonjong, petak, dll) asal sedikit padat dan rapat dan lebih enak lagi
apabila nikmat dipandang,
- Adonan
yang sudah dicetak dijemur diterik matahari dengan alas seng, dijemur
selama 1/2 hari tergantung dengan cuaca yang mendukung, yang jelas hingga
benar-benar kering.
- Setelah
kering langkah yang terakhir adalah angkat dan disimpan didalam tempat
yang tidak lembab.
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL
Briket kulit durian sebenarnya tak
jauh berbeda dari briket arang tempurung kelapa dan briket arang kayu.
Ketiganya sama-sama tidak berasap, sehingga relatif tidak menimbulkan polutan
(zat pencemar) udara.Selain itu, ketiga jenis briket ini juga gampang
digunakan. Inilah yang membedakannya dari briket batubara, yang penggunaannya
kurang praktis dan pembakarannya menimbulkan polutan yang membahayakan
kesehatan manusia.
Namun, briket kulit durian memiliki beberapa keunggulan
ketimbang briket arang kayu dan arang batok kelapa, apalagi dibandingkan briket batubara. Selain bisa ikut memcahkan masalah penanganan limbah durian, ketersediaan limbah kulit durian di Jawa Tengah juga melimpah. Bahkan briket ini menimbulkan bau harum ketika digunakan, sehingga cocok digunakan untuk industri makanan, baik berskala rumah tangga maupun besar. Karena beberapa keunggulan itulah, briket kulit durian memiliki potensi pasar terbuka luas, baik pasaran lokal, domestik, dam ekspor.
Berdasarkan penelitian, briket arang merupakan arang yang diubah bentuk, ukuran, dan kerapatannya, sehingga menjadi produk yang lebih praktis digunakan sebagai bahan bakar. Sedangkan briket kulit durian adalah residu, yang sebagaian besar komponennya adalah karbon. Ia terjadi karena penguraian kulit durian, akibat perlakuan panas. Peristiwa ini dapat terjadi pada pemanasan langsung atau tidak langsung dalam timbunan, kiln, retort, serta nur tanpa atau dengan udara terbebas.
Penggunaan bahan bakar berbentuk briket memang lebih efektif dan efisien. Sebab bentuk dan ukurannya dapat disesuaikan dengan keperluan. Pembuatan briket kulit durian ini memberikan banyak keuntungan dibandingkan dengan pembuatan briket dengan bahan baku batubara atau kayu. Selan itu, arang dapat ditingkatkan kerapatannya, bentuk dan ukurannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan, tidak kotor, mudah transportasinya, dan praktis untuk digunakan sebagai bahan bakar untuk kebutuhan rumah tangga.
Proses pembuatan
Tak sulit untuk membuat briket kulit durian. Pertama, kulit durian dicacah, baik secara manual maupun menggunakan pencacah. Dalam acara Gelar Teknologi Tepat Guna Nasional VIII di Pontianak, beberapa waktu lalu, pengunjung terpesona melihat kreasi para pelajar dari Sekolah Menengah Teknologi Industri (SMTI) Pontianak. Mereka menunjukkan kebolehannya dengan menyuguhkan alat pencacah kulit durian berkapasitas 500-1.000 kg/jam. Dengan tenaga diesel 7 HP, diperoleh hasil cacahan dengan dimensi yang bisa diatur. Pengaturan mata pisau pun bisa diatur secara fleksibel.
Hasil cacahan dijemur, kemudian dioven dalam suhu 100 derajt Celcius selama 30 menit. Setelahkering dimasukkan ke furnace sampai arang granular (pembakaran tidak sempurna). Dalam proses pembuatan arang granular akan dihasilkan arang berukuran besar (kasar) dan halus (powder). Arang besar bisa digunakan sebagai bahan baku karbon aktif, sedangkan arang halus digunakan sebagai bahan baku briket.
Namun demikian, arang graular berukuran besar pun dapat digunakan sebagai bahan bakar pemmbuatan briket kulit, tapi harus melalui proses penghalusan. Setalah dihaluska (biasanya dengan mesin crusher), arang yang dihasilkan dihancurkan dan ditambah dengan larutan kaji 10%, tanah hat 10%, dan larutan NaOH 1%. Selanjutnya dicetak menjadi briket.
Tahap berikutnya adalah mengeringkan briket pada suhu tertentu (menggunakan oven), sehingga dihasilkan briket kulit durian dengan kadar air tertentu. Briket yang dihasilkan dioven lagi hingga kering. Tanda sudah kering, jika diletakkan di tangan terasa ringan. Selain itu, tak ada serbuk yang menempel di tangan.
Beberapa keunggulan briket kulit durian adalah nilai kalorinya relatif tinggi, tak berbau, tidak bersifat polutan, tidak menghasilkan gas SO, dan bisa langsung menyala (tak perlu minyak tanah untuk “memancing” seperti pada briket batubara). Pemakaiannya relatif lama, sekitar 2 jam 20 menit. Bentuk dan ukurannya juga disesuaikan dengan kebutuhan.
Hasil penelitian menunjukkan, penggunaan 1 kg briket kulit durian dengan harga Rp 1.500/kg mampu menghasilkan kalori 5.010 Kkal. Sementara penggunaan 1 liter minyak tanah (harga Rp 2.500/liter) hanya mampu menghasilkan 4.400 kkal. Jadi penggunaan briket kulit durian jauh lebih murah sekitar 409 ketimbang menggunakan minyak tanah. Sayang jika kulit durian di Jawa Tengah hanya dibuang ke tong sampah tanpa menghasilkan nilai tambah. Inilah peluang inovator, inventor, dan lembaga penghasil teknologi untuk terus berkreasi dan berinovasi.
Namun, briket kulit durian memiliki beberapa keunggulan
ketimbang briket arang kayu dan arang batok kelapa, apalagi dibandingkan briket batubara. Selain bisa ikut memcahkan masalah penanganan limbah durian, ketersediaan limbah kulit durian di Jawa Tengah juga melimpah. Bahkan briket ini menimbulkan bau harum ketika digunakan, sehingga cocok digunakan untuk industri makanan, baik berskala rumah tangga maupun besar. Karena beberapa keunggulan itulah, briket kulit durian memiliki potensi pasar terbuka luas, baik pasaran lokal, domestik, dam ekspor.
Berdasarkan penelitian, briket arang merupakan arang yang diubah bentuk, ukuran, dan kerapatannya, sehingga menjadi produk yang lebih praktis digunakan sebagai bahan bakar. Sedangkan briket kulit durian adalah residu, yang sebagaian besar komponennya adalah karbon. Ia terjadi karena penguraian kulit durian, akibat perlakuan panas. Peristiwa ini dapat terjadi pada pemanasan langsung atau tidak langsung dalam timbunan, kiln, retort, serta nur tanpa atau dengan udara terbebas.
Penggunaan bahan bakar berbentuk briket memang lebih efektif dan efisien. Sebab bentuk dan ukurannya dapat disesuaikan dengan keperluan. Pembuatan briket kulit durian ini memberikan banyak keuntungan dibandingkan dengan pembuatan briket dengan bahan baku batubara atau kayu. Selan itu, arang dapat ditingkatkan kerapatannya, bentuk dan ukurannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan, tidak kotor, mudah transportasinya, dan praktis untuk digunakan sebagai bahan bakar untuk kebutuhan rumah tangga.
Proses pembuatan
Tak sulit untuk membuat briket kulit durian. Pertama, kulit durian dicacah, baik secara manual maupun menggunakan pencacah. Dalam acara Gelar Teknologi Tepat Guna Nasional VIII di Pontianak, beberapa waktu lalu, pengunjung terpesona melihat kreasi para pelajar dari Sekolah Menengah Teknologi Industri (SMTI) Pontianak. Mereka menunjukkan kebolehannya dengan menyuguhkan alat pencacah kulit durian berkapasitas 500-1.000 kg/jam. Dengan tenaga diesel 7 HP, diperoleh hasil cacahan dengan dimensi yang bisa diatur. Pengaturan mata pisau pun bisa diatur secara fleksibel.
Hasil cacahan dijemur, kemudian dioven dalam suhu 100 derajt Celcius selama 30 menit. Setelahkering dimasukkan ke furnace sampai arang granular (pembakaran tidak sempurna). Dalam proses pembuatan arang granular akan dihasilkan arang berukuran besar (kasar) dan halus (powder). Arang besar bisa digunakan sebagai bahan baku karbon aktif, sedangkan arang halus digunakan sebagai bahan baku briket.
Namun demikian, arang graular berukuran besar pun dapat digunakan sebagai bahan bakar pemmbuatan briket kulit, tapi harus melalui proses penghalusan. Setalah dihaluska (biasanya dengan mesin crusher), arang yang dihasilkan dihancurkan dan ditambah dengan larutan kaji 10%, tanah hat 10%, dan larutan NaOH 1%. Selanjutnya dicetak menjadi briket.
Tahap berikutnya adalah mengeringkan briket pada suhu tertentu (menggunakan oven), sehingga dihasilkan briket kulit durian dengan kadar air tertentu. Briket yang dihasilkan dioven lagi hingga kering. Tanda sudah kering, jika diletakkan di tangan terasa ringan. Selain itu, tak ada serbuk yang menempel di tangan.
Beberapa keunggulan briket kulit durian adalah nilai kalorinya relatif tinggi, tak berbau, tidak bersifat polutan, tidak menghasilkan gas SO, dan bisa langsung menyala (tak perlu minyak tanah untuk “memancing” seperti pada briket batubara). Pemakaiannya relatif lama, sekitar 2 jam 20 menit. Bentuk dan ukurannya juga disesuaikan dengan kebutuhan.
Hasil penelitian menunjukkan, penggunaan 1 kg briket kulit durian dengan harga Rp 1.500/kg mampu menghasilkan kalori 5.010 Kkal. Sementara penggunaan 1 liter minyak tanah (harga Rp 2.500/liter) hanya mampu menghasilkan 4.400 kkal. Jadi penggunaan briket kulit durian jauh lebih murah sekitar 409 ketimbang menggunakan minyak tanah. Sayang jika kulit durian di Jawa Tengah hanya dibuang ke tong sampah tanpa menghasilkan nilai tambah. Inilah peluang inovator, inventor, dan lembaga penghasil teknologi untuk terus berkreasi dan berinovasi.
Penghematan
Biaya melalui Briket Durian
|
|||
Pengguna
|
Minyak
Tanah
|
Briket
Durian
|
Penghematan
|
Rumah tangga (3 liter/hari)
|
Rp9.000,-
|
Rp4.500,-
|
Rp4.500,-
|
Warung makan (10 liter/hari)
|
Rp30.000,-
|
Rp15.000,-
|
Rp15.000,-
|
Industri kecil (25 liter/hari)
|
Rp75.000,-
|
Rp37.500,-
|
Rp37.500,-
|
Industri menengah (1.000 liter/hari)
|
Rp3.000.000,-
|
Rp1.500.000,-
|
Rp1.500.000,-
|
(Sumber : Harian Suara Merdeka
3/5/2007)
Briket kulit durian
sebenarnya tak jauh berbeda dari briket arang tempurung kelapa dan briket arang
kayu. Ketiganya sama-sama tidak berasap, sehingga relatif tidak menimbulkan
polutan (zat pencemar) udara.Selain itu, ketiga jenis briket ini juga gampang
digunakan. Inilah yang membedakannya dari briket batubara, yang penggunaannya
kurang praktis dan pembakarannya menimbulkan polutan yang membahayakan
kesehatan manusia. Perbedaan antara briket arang tempurung kelapa dan briket
arang kayu dengan briket kulit durian adalah briket arang tempurung kelapa dan
briket arang kayu merupakan arang yang diubah bentuk, ukuran, dan kerapatannya.
Sedangkan briket kulit durian adalah residu yang sebagian besar komponennya
adalah karbon. Hal ini terbentuk sebagai akibat penguraian kulit durian yang
disebabkan oleh perlakuan panas.
Penggunaan
bahan bakar berbentuk briket memang lebih efektif dan efisien. Sebab bentuk dan
ukurannya dapat disesuaikan dengan keperluan. Pembuatan briket kulit durian ini
memberikan banyak keuntungan dibandingkan dengan pembuatan briket dengan bahan
baku batubara atau kayu. Keuntungannya antara lain adalah:
· Nilai
kalorinya relatif tinggi, tak berbau, tidak bersifat polutan, tidak
menghasilkan gas SO, dan bisa langsung menyala (tak perlu minyak tanah untuk
“memancing” seperti pada briket batubara). (Berita 86, 2010).
· Pemakaiannya
relatif lama, sekitar 2 jam 20 menit. Bentuk dan ukurannya juga disesuaikan
dengan kebutuhan (Berita 86, 2010).
· Arangnya
dapat ditingkatkan kerapatannya, bentuk dan ukurannya dapat disesuaikan dengan
kebutuhan, tidak kotor, mudah transportasinya, dan praktis untuk digunakan
sebagai bahan bakar untuk kebutuhan rumah tangga (Beni Arif Pratama, 2009).
· Briket
ini menimbulkan bau harum ketika digunakan, sehingga cocok digunakan untuk industri
makanan, baik berskala rumah tangga maupun besar (Beni Arif Pratama, 2009).
Agar
briket kulit durian terjamin kualitas dan kuantitasnya, pembuatan briket kulit
durian harus dilakukan sesuai dengan prosedur. Selain itu, proses pengemasan
briket kulit durian harus memperhatikan kondisi briket agar tidak rusak,
misalnya dikemas dalam kotak dalam keadaan tersusun rapat sehingga
tidak ada celah yang memungkinkan pergerakan briket di dalam kotak. Pengemasan
briket dengan kotak juga akan lebih menarik konsumen sebab terlihat lebih
praktis, rapi dan mudah dibawa.
Untuk
pemasaran briket kulit durian, penulis memberikan beberapa solusi agar
pemasaran briket kulit durian dapat dilakukan secara optimal. Pertama, harga
jual briket kulit durian yang dipasarkan disamakan dengan harga briket arang
lainnya, tetapi di sisi lain keunggulan dari briket durian harus ditonjolkan
dengan cara memberikan label disertai dengan keterangan tentang keunggulaan
dari briket kulit durian. Harga briket kulit durian disamakan dengan harga
briket arang lainnya dengan tujuan agar tidak terjadi persaingan harga.
Kedua,
dengan mempromosikan keberadaan briket kulit durian kepada konsumen melalui
media seperti melalui internet. Promosi melalui media diharapkan dapat membantu
penyebaran promosi ke wilayah yang lebih luas sekaligus memperkenalkan produk
kepada masyarakat dengan harapan promosi ini memberi pengetahuan baru kepada
para pembaca bahwa kulit durian dapat diolah menjadi produk yang bernilai jual.
Ketiga,
melakukan pemasaran langsung kepada pedagang yang menggunakan briket dengan
tujuan untuk memperkenalkan briket kulit durian dan keunggulannya. Pemasaran
langsung memiliki beberapa keunggulan, yaitu : aktivitas berbelanja konsumen
cukup dilakukan di rumah atau ditempat kerja sehingga lebih menghemat waktu,
nyaman, dan bebas dari pertengkaran
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari
hasil pembahasan di bab sebelumnya adalah, sebagai berikut :
Ø
Kulit durian bisa dijadikan sebagai bahan
organik yang menjadi bahan dasar pembuatan briket gas.
Ø
Alat dan bahan dalam pembuatan briket dari kulit
durian sangat sederhana dan ekonomis. Bahkan cenderung menggunakan bahan-bahan
bekas atau sisa, seperti kulit durian dan seng bekas.
Ø
Proses pembuatan dari briket kulit durian sangat
sederhana dan mudah untuk diaplikasikan. Serta tidak memakan waktu yang terlalu
lama, tergan tung dari cuaca yang ada.
Ø
Nilai guna yang cukup tinggi namun dengan modal
yang terbilang relative murah.
BAB
VI
ACUAN
hi
BalasHapusI realy like your post
and would like to learn about this more
is there any possibility for that?
thank you